Penting nya Smoke Detector untuk Daerah Rawan Kebakaran

1
com
Kemarin, di blog adsense sempat saya posting  Jadilah Diri Sendiri . Hari ini saya akan memposting tentang proyek yang saya tangani di kantor. Tadi pagi di ruangan rapat kantor, dibahas tentang bagaimana dilakukan preventif terhadap resiko kebakaran di daerah yang diangap rawan. Sebagai langkah pendeteksian dini, maka perlu ada namanya detektor.
Rekan sekalian mungkin sering melihat di Mall, hotel ada terpasang di atap-atap ruangan persis dekat lampu penerangan ruangan. Yah itulah yang namanya Detektor asap (Smoke Detector). Inilah yang saya akan coba sedikit share ke rekan-rekan, semoga bermanfaat. Untuk text English Please Kick Here.
Rekan bloggers, Perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya industri disemua bidang. Perkembangan tersebut membawa dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Selain dampak positif seperti kemajuan diberbagai bidang, penggunaan waktu yang efektif dan efisien, peralatan yang modern, juga terdapat dampak negatif yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang yaitu tentang keselamatan kerja. Masalah keselamatan kerja memang sangat penting untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja.
Banyak insiden-insiden yang menyangkut keselamatan kerja, salah satunya adalah kebakaran. Kebakaran merupakan suatu insiden akibat dari api yang bekerja tidak pada tempatnya, yang terjadi antara api, bahan bakar, dan oksigen. Reaksi kimia tersebut mengeluarkan panas yang merupakan ancaman bagi kehidupan manusia. 
Ancaman tersebut meliputi :
  1. Habitat atau lingkungan hidup manusia. 
  2. Lingkungan hidup flora dan fauna. 
  3. Kebakaran tersebut merupakan kejadian yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
  • Faktor manusia seperti karena kelalaian, kurang disiplin, dan bentuk kejahatan.
  • Faktor teknologi seperti akibat kurang dilaksanakan pedoman, standar pemakaian produk teknologi dan biasanya karena sifat individual manusia.
  • Faktor alam seperti akibat sampingan dari bencana alam, seperti gempa, erupsi vulkanik gunung berapi, loncatan listrik alam, dan pemampatan udara panas.
Terjadinya masalah kebakaran yang menelan korban jiwa, harta benda serta hilangnya tempat berusaha atau pekerjaan merupakan kejadian yang merugikan. Didalam usaha memperkecil jumlah korban maka unsur-unsur instalasi yang terkait didalam pencegahan kebakaran harus mampu menggerakkan segala potensi yang ada untuk memberikan pertolongan dan penyelamatan secara cepat dan tepat ke tempat peristiwa. Agar berhasil berdaya guna dalam usahanya, maka perlu dimantapkan organisasi dan manajemen serta ketrampilan personil maupun sarana dan prasarana yang memadai.
 Mengingat hal-hal tersebut maka selain Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dapat dibawa, instalasi pemadam api seperti Detector Alarm System sangat mutlak diperlukan untuk sebagai tanda peringatan pertama terjadinya kebakaran. Selain peralatan, dukungan personil yang terlatih dan terampil dengan dukungan sarana keamanan yang cukup untuk mencapai tujuan pencegahan dan penanggulangan yang akurat dan ditunjang dengan organisasi dalam suatu sistem manajemen yang baik.
1. Fire Alarm
Pada praktek ini menggunakan jenis FIRE ALARM BUSH BUTTON BREAKABLE BY FINGER. Cara kerjanya yaitu apabila akan mengoperasikannya harus terlebih dahulu memecahkan kaca pengamannya kemudian tombol ditekan maka secara otomatis mengirimkan sinyal ke control panel. Lalu bel/alarm yang ada di lokasi penempatannya akan berbunyi. Alat ini dipasang di dinding ruangan.
2. Alarm Bell
Jenis Alarm Bell yang dipraktekan adalah ALARM BELL H.C. DC 24V HC – 624 DC – 24V ISMA MOTOR BELL. Cara kerjanya yaitu apabila ada kebakaran, maka dari control panel akan mengirimkan sinyal ke alarm bell. Sehingga alarm bell dapat berbunyi.
3. Heat Detector Type Fixed Temperature
Cara kerjanya adalah dengan perubahan temperatur ruangan dan suhu yang naik mencapai suhu tertentu, sehingga element pendeteksi akan mengirimkan sinyal ke control panel dan membunyikan suatu alarm.
4. Heat Detector Type Rate of Rise
Mekanisme kerjanya yaitu bila suhu ruangan yang dilindungi rate of rise detector mengalami kenaikan suhu sebesar 100C setiap menitnya, maka akan didapatkan suatu tenaga mekanik yang dipergunakan untuk menggerakkan alat penyambung yang digunakan pada sistem alarm. Sinyal tersebut dikirim ke control panel, sehingga alarm dapat berbunyi.
5. Smoke Detector
Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan asap yang dikeluarkan oleh suatu insiden kebakaran. Alat tersebut merespon asap dan kemudian sinyalnya dikirimkan ke control panel. Pada control panel sinyal tersebut diteruskan ke bel alarm, sehingga alarm berbunyi.
6. Control Panel
Cara kerjanya yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher, dan hydrant bekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control panel sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang lokasi kebakaran yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.

Cara Kerja
1. Jika terjadi kebakaran, maka alat merespon melalui Heat Detector Type Fixed Temperature, Heat Detector Type Rate Of Rise dan Smoke Detector.
2. Kemudian dari Heat Detector Type Fixed Temperature, Heat Detector Type Rate Of Rise dan Smoke Detector disalurkan ke control panel.
3. Kemudian dari control panel respon diteruskan ke Fire Alarm, Alarm Bell dan Fire Lamp Detector untuk memberikan peringatan pertama terjadinya suatu kebakaran.

   Demikianlah kurang lebih paper yang saya sempat buat dan semoga ada manfaatnya buat rekan untuk menambah khasanah berpikir rekan.

Mengenal WAMP Server

2
com


WampServer merupakan paket Instalasi all-in-one yang terdiri dari Windows Apache, MySQL, dan PHP yang sudah saling terintegrasi, karena ke-3 komponen ini mutlak harus tersedia sebelum kita melakukan instalasi joomla 1.5.  WampServer bisa di download di sini, saya menggunakan WampServer versi 2.0 dalam paket ini telah terseintegrasi Apache 2.2.8, MySQL 5.0.51b dan PHP 5.2.6.
Sebelum melakukan instalasi WampServer pastikan di komputer anda tidak terinstal web-server lain seperti IIS agar tidak terjadi konflik dengan web-server apache, secara default memang IIS tidak diaktifkan tetapi tidak ada salahnya jika anda melakukan pengecekan.  Untuk windows XP bisa diperiksa melalui Control Panel --> Add or Remove Programs --> Add/Remove Windows Components --> Internet Information Services (IIS), bila terdapat tanda centang hilangkan.  Untuk Windows Vista / Windows 7 bisa dilakukan pengecekan melalui Control Panel --> Programs --> Turns Windows Features On or Off --> Internet Information Services, bila terdapat tanda centang hilangkan.
Selanjutnya setelah WampServer berhasil di download anda tinggal mengklik file WampServer2.0c.exe akan ditampilkan peringatan bahwa versi ini tidak dapat melakukan upgrade dari versi sebelumnya, jika anda pernah melakukan instalasi versi yang lebih tua, silahkan di uninstall terlebih dahulu sebelum melanjutkan instalasi WampServer versi 2.0.  Lokasi default tempat penyimpanan file mengarah ke C:\wamp anda boleh merubahnya, selanjutnya akan diminta untuk menentukan browser default cukup [ENTER] saja.  Saat instalasi, WampServer akan mengaktifkan port 80 agar browser dapat berfungsi, secara default windows, biasanya port ini sudah terbuka, tetapi jika Firewall windows anda memblock port ini anda tinggal klik tombol unblock saat Instalasi WampServer agar web-server apache bisa menjalankan tugasnya.  Selanjutnya anda akan ditanya SMTP dan Email yang digunakan admin, gunanya jika script PHP mengalami permasalahan, informasi kesalahan akan dikirim melalui SMTP server ke alamat email yang telah anda tentukan, anda bisa mengabaikan pilihan ini dan klik tombol Next untuk melanjutkan.  Setelah selesai jalankan WampServer dan akan ada icon WampServer seperti speedometer pada taskbar, klik icon ini dan anda bisa melihat satus WampServer anda, web-server apache, PHP dan MySQL dapat dijalankan atau dihentikan dari menu ini dengan mengklik tombol put online/put offline.
Untuk melihat hasil instalasi ini sudah berhasil atau tidak, jalankan browser Internet Explorer (IE) dan masukan alamat http://localhost seharusnya akan tampil halaman informasi mengenai konfigurasi server anda, akan terlihat modul MySQL, XML dan zlib sudah terinstal sebagai modul yang mutlak dibutuhkan oleh joomla 1.5.
Sebelum menginstal joomla 1.5 perlu dilakukan konfigurasi MySQL yang merupakan data base server.  Secara default hak akses tertinggi dimiliki oleh user “root” dengan password “blank” sudah seharusnya anda memberikan password pada account ini, caranya klik icon WampServer pada task bar dan klik phpMyAdmin.  Pada halaman phpMyAdmin klik menu “Privilages” akan terlihat user root pada localhost belum memiliki password, klik tombol “Edit Privilages” kemudian “change password” lalu masukkan password baru untuk user “root” dan klik tombol “Go” akan terlihat pesan “the password for ‘root’@localhost’ was changed successfully”.  Setelah changes password berhasil anda tidak akan bisa lagi mengklik menu apapun dari phpMyAdmin untuk itu anda harus merubah konfigurasi phpMyAdmin dengan cara buka file config.inc.php yang berada pada c:\wamp\apps\phpmyadmin2.11.6 dengan menggunakan notepad atau wordpad cari baris :
$cfg['Servers'][$i]['password'] = '';
Masukkan password anda pada baris ini sesuai password yg telah anda input sebelumnya pada menu phpMyAdmin --> privileges, sehingga baris tersebut menjadi
$cfg['Servers'][$i]['password'] = 'instrumen';
“instrumen” --> password yang saya gunakan.
Kini seharusnya anda sudah bisa menjalankan kembali phpMyAdmin anda, klik menu privileges untuk melihat perubahan jika masih mendapatkan pesan error klik menu ‘reload privilages’........ Joomla 1.5 siap untuk diinstall.

Tutorial Dasar Joomla dan WAMP Server

0
com

Sahabat semua, berhubung di kantorku lagi ada proyek untuk online reporting, saya disuruh buat project website intranet. Setelah nyari referensi akhirnya saya milih menggunakan CMS Joomla. Agar bisa berbagi dengan rekan, saya posting juga tentang Joomla berikut jenis server local yang saya gunakan. Semoga Bermanfaat Rekan.... 

Joomla sebagai salah satu Content Management Systtem (CMS) yang biasa digunakan sebagai bahan pembangun blog atau weblog, mulai dari yang sederhana hingga website yang sangat kompleks seperti halnya WordPress, Drupal, PHP-Nuke, XOOPS dan masih banyak lagi yang lainnya.


Joomla sebagai suatu Open Source CMS merupakan produk yang memiliki fitur yang sudah lengkap, stabil, dapat diandalkan dan biasanya dibuat dari server side script yang berlisensi open source juga.


Untuk membuat suatu CMS dibutuhkan tool dan script tertentu. Berikut ini tool dan script yang berjalan di bawah sistem operasi Window:
  • Web Browser (Fire Fox)
  • Web Server (Apache)
  • Database Server (MySQL)
  • Script Engine (PHP)
  • Script Editor (Dreamweaver)
  • Software Upload (WS FTP Pro)
  • CMS Script (Joomla Server)

Joomla merupakan pengembangan dari open source project Mambo, yang dulu sering disebut sebagai Mambo Open Source atau MOS. Joomla kini hadir dengan versi baru yang jauh berbeda dengan Joomla versi 1.0. Joomla yang baru tersebut diberi nama Joomla 1.5 yang sampai saat ini telah mencapai versi 1.5.10.

Ok, lanjut... Ada baiknya kalo kita mengenal lebih dulu struktur file penting yang terletak di root direktori server Joomla, yaitu :
  • index.php, merupakan file utama untuk menampilkan halaman web Joomla. Beberapa pengaturan joomla terdapat pada file ini. Jika kita mengakses file ini, berarti kita membuka halaman depan website Joomla.
  • configuration.php, merupakan file yang terbentuk saat kita melakukan proses instalasi Joomla. Pada file ini terdapat pengaturan untuk koneksi ke database, dan pengaturan penting lainnya. Jika file ini rusak, website Joomla tidak akan berfungsi.
  • copyright.php, file ini berisi tentang hak cipta website CMS Joomla, walaupun sebenarnya lebih tepat disebut copyleft.
  • license.php, file ini berisi informasi tentang lisensi website CMS Joomla.
  • mainbody.php, ini merupakan file pendukung yang sangat penting dalam mengatur tampilan berita di website Joomla.
  • pathway.php, sebuah file yang berfungsi untuk menggambarkan urutan proses aplikasi yang ada di Joomla.

Berikut ini adalah struktur direktori Joomla, yang terdiri dari :
  • Administrator, ini merupakan direktori khusus administrator untuk keperluan pengelolaan website Joomla. Mulai dari proses instalasi modul, komponen, mambot, bahasa sampai dengan proses manitenance web secara keseluruhan.
  • Cache, sebuah direktori khusus yang berfungsi untuk menyimpan data sementara di komputer pengguna, tujuannya adalah mempercepat proses loading web jika dibuka pada waktu lain. Fungsinya sama dengan memori komputer.
  • Components, merupakan direktori tempat menyimpan seluruh komponen yang terinstall di website Joomla.
  • Editor, sebuah direktori khusus untuk menyimpan berbagai editor yang diinstall pada website Joomla.
  • Help, sebuah direktori khusus untuk menampilkan bantuan jika kita menemukan kendala dalam menggunakan Joomla.
  • Images, adalah direktori tempat menampung file-file gambar guna keperluan website Joomla.
  • Includes, ini merupakan direktori pendukung bagi aplikasi Joomla yang lain.
  • Instalation, direktori yang digunakan dalam proses instalasi website Joomla. Jika proses instalasi selesai, direktori ini sebaiknya dihapus untuk pertimbangan keamanan web di masa datang.
  • Language, sebuah direktori khusus untuk menampung jenis-jenis bahasa yang dapat digunakan di website Joomla. Sehingga kita bisa membuat sebuah website yang multi bahasa.
  • Mambots, sebuah direktori untuk menampung tool tambahan dari Joomla. Misalnya, mos images, mos pagebreak, dan lain-lain.
  • Media, sebuah direktori yang diperuntukkan untuk menyimpan dan meng-upload file ke dalam website Joomla, baik file gambar maupun teks.
  • Modules, tempat menyimpan modul-modul yang terinstal di website Joomla.
  • Templates, tempat menyimpan semua template yang terinstal di website Joomla.

Berikut adalah istilah penting pada Joomla, antara lain :
  • Module, adalah bagian unit fungsi dari Joomla yang berguna untuk menampilkan fitur-fitur utama Joomla serta menampilkan beberapa komponen terkait. Secara default, Joomla menyediakan beberapa modul, seperti :
    • Component, adalah sebuah aplikasi yang menambah nilai guna Joomla. Sebuah component mempunyai konfigurasi di bagian jendela administrasinya. Misalnya komponen weblink, contact form, polling dan lain sebagainya.
    • Mambots, sebuah unit fungsi Joomla yang disisipkan untuk memanipulasi ataupun menterjemahkan konten yang diproses sebelum ditampilkan. Seperti Mambots Editor, Mos Image, dan lain sebagainya.
    • Template, sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengatur tampilan website Joomla secara keseluruhan. Template ini mirip dengan istilah Theme di WordPress. Pada template ini diatur sedemikian rupa sehingga website dapat tampil sesuai keinginan kita.
    • Content, msemua berita/artikel/module/komponen yang terdapat dalam website secara keseluruhan.

Berikut adalah aplikasi pendukung Joomla, antara lain :
  • Aplikasi PHP, aplikasi PHP mutlak diperlukan karena Joomla sendiri dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP. Aplikasi PHP ini dapat kamu download di website resminya, www.php.net atau langsung ke http://www.php.net/downloads.php.
  • Web Server Apache, karena Joomla menggunakan bahasa pemrograman PHP, diperlukan sebuah server untuk mendukung aplikasi tersebut. PHP adalah bahasa pemrograman web yang bersifat server side. Aplikasi server yang dibutuhkan oleh Joomla adalah Apache. Silahkan download di www.apache.org atau langsung ke http://httpd.apache.org/download.cgi.
  • Database MySQL, yang merupakan pilihan Joomla tempat menyimpan seluruh content web. MySQL merupakan Relational Database Management System yang berlisensi GNU/GPL dan dapat di download secara gratis di www.mysql.som. Sedangkan link downloadnya atau di http://dev.mysql.com.

Untuk mempermudahnya daripada mendownload satu per satu aplikasi di atas semua yang diperlukan, saat ini banyak juga beredar software yang bersifat multi aplikasi, artinya dengan sekali instal, ketiga aplikasi yang diperlukan di atas langsung terinstal dan terkonfigurasi dengan baik. Aplikasinya adalah WAMP (Window Apache Mysql dan PHP) yang bisa didownload di www.wampserver.com. Ok, sampai ketemu dipostingan berikutnya tentang Instalasi WAMPSERVER secara offline, untuk menginstal CMS Joomla pada komputer sendiri dan tidak terhubung dengan internet, bisa disebut juga localhost.

Dasar Tentang "LIMIT SWITCH"

0
com
Disamping ini adalah gambar sebuah sensor yang dinamakan limit switch atau dalam bahasa Indonesianya bisa juga disebut sensor pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat umum dan banyak, juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga sangat mudah untuk dipelajari, baik itu oleh pelajar ataupun praktisi dibidangnya, hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di industri menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang melakukan praktek kerja lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan mudah menemukannya.
 
 
Ada berbagai jenis dan model Limit switch yang ada, tergantung dari tipenya, gambar diatas adalah salah satu diantaranya yang akan diuraikan disini.


Pengenalan
 
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian actuator nya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang berfungsi untuk mengontakkan atau sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu namanya actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan , bisa bergerak bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya berfungsi untuk tempat dudukan baud pada saat pemasangan di mesin.

Cara Kerja
 
Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung dari jenis dan type limit switch ) maka, actuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro switch dan menghubungkan kontak-kontaknya, pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC seperti juga sensor lainnya, kemudian kontaknya mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, dan begitulah seterusnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator pada bagian atas dari limit switch dan posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.

Penerapan
 
Contoh-contoh penggunaan limit switch adalah sebagai berikut :
  • Digunakan untuk sensor door open/close.
  • Digunakan untuk sensor cylinder up/down.
  • Digunakan untuk sensor Safety cover (emergency stop).
  • Digunakan untuk sensor mesin home posisi.
  • Dll.

Mengenal Komponen Instrumen "THYRISTOR"

0
com
Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti ‘pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus listrik. Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain PUT (programmable uni-junction transistor), UJT (uni-junction transistor ), GTO (gate turn off switch), photo SCR dan sebagainya. Namun pada kesempatan ini, yang akan kemukakan adalah  komponen-komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas bagaimana prinsip kerja serta aplikasinya.
Struktur Thyristor
Ciri-ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan semiconductor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor. 
 
Gambar-1 : Struktur Thyristor

Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN seperti yang ditunjukkan pada gambar-1a. Jika dipilah, struktur ini dapat dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP dan NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada masing-masing kolektor dan base. Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka struktur thyristor ini dapat diperlihatkan seperti pada gambar-2 yang berikut ini.
Gambar-2 : visualisasi dengan  transistor
Terlihat di sini kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor transistor Q2 tersambung pada base transistor Q1.  Rangkaian transistor yang demikian menunjukkan adanya loop penguatan arus di bagian tengah. Dimana diketahui bahwa Ic = b Ib, yaitu arus kolektor adalah penguatan dari arus base. 
Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base Ib pada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan pada pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor transistor Q1 tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar. 
Jika keadaan ini tercapai, maka struktur yang demikian todak lain adalah struktur dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian, disebut bahwa thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda. 
Gambar-3 : Thyristor diberi tegangan
Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar 3. Apa yang terjadi pada lampu ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu saja lampu akan tetap padam karena lapisan N-P yang ada ditengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat ini disebut thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya. Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover Vbo.
SCR
Telah dibahas, bahwa untuk membuat thyristor menjadi ON adalah dengan memberi arus trigger lapisan P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat kaki gate pada thyristor PNPN seperti pada gambar-4a. Karena letaknya yang dekat dengan katoda, bisa juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode gate). Beginilah SCR dibuat dan simbol SCR digambarkan seperti gambar-4b. SCR dalam banyak literatur disebut Thyristor saja.
Gambar-4 : Struktur SCR
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger menjadi ON, yaitu dengan memberi arus gate.  Ternyata dengan memberi arus gate Ig yang semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo) sebuah SCR. Dimana tegangan ini adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR untuk menjadi ON. Sampai pada suatu besar arus gate tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi ON. Bahkan dengan tegangan forward yang kecil sekalipun. Misalnya 1 volt saja atau lebih kecil lagi. Kurva tegangan dan arus dari sebuah SCR adalah seperti yang ada pada gambar-5 yang berikut ini.

Gambar-5 : Karakteristik kurva I-V SCR 
Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward SCR mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang dapat menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada gambar ditunjukkan beberapa arus Ig dan korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR, arus trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger current). Pada gambar ada ditunjukkan juga arus Ih yaitu arus holding yang mempertahankan SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus forward dari anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON. Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding current). Pada gambar-5 kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR. 
Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor pada umumnya tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR bisa OFF pada saat gelombang tegangan AC berada di titik nol.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah tegangan trigger pada gate yang menyebabkab SCR ON. Kalau dilihat dari model thyristor pada gambar-2, tegangan ini adalah tegangan Vbe pada transistor Q2. VGT seperti halnya Vbe, besarnya kira-kira 0.7 volt. Seperti contoh rangkaian gambar-8 berikut ini sebuah SCR diketahui memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Maka dapat dihitung tegangan Vin yang diperlukan agar SCR ini ON adalah sebesar :
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT = 4.9 volt  
Gambar-8 : Rangkaian SCR
TRIAC
Boleh dikatakan SCR adalah thyristor yang uni-directional, karena ketika ON hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Struktur TRIAC sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya disatukan. Simbol TRIAC ditunjukkan pada gambar-6. TRIAC biasa juga disebut thyristor bi-directional.
Gambar-6 : Simbol TRIAC
TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat melewatkan arus dua arah. Kurva karakteristik dari TRIAC adalah seperti pada gambar-7 berikut ini.
Gambar-7 : Karakteristik kurva I-V TRIAC
Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti  Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung.
DIAC
Kalau dilihat strukturnya seperti gambar-8a, DIAC bukanlah termasuk keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron dengan mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.
Gambar-8 : Struktur dan simbol DIAC
Sukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk tujuan ini. Hanya dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat menghantarkan arus. Arus yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari anoda menuju katoda dan sebaliknya. Kurva karakteristik DIAC sama seperti TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah berapa tegangan breakdown-nya. 
Simbol dari DIAC adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar-8b. DIAC umumnya dipakai sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi. Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar-9.
Gambar 9 : Rangkaian Dimmer
Jika diketahui IGT dari TRIAC pada rangkaian di atas 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Lalu diketahui juga yang digunakan adalah sebuah DIAC dengan Vbo = 20 V, maka dapat dihitung TRIAC akan ON pada tegangan :
V = IGT(R)+Vbo+VGT = 120.7 V
Gambar-10 : Sinyal keluaran TRIAC
Pada rangkaian dimmer, resistor R biasanya diganti dengan rangkaian seri resistor dan potensiometer. Di sini kapasitor C bersama rangkaian R digunakan untuk menggeser phasa tegangan VAC. Lampu dapat diatur menyala redup dan terang, tergantung pada saat kapan TRIAC di picu.

untuk data sheet silahkan unduh di sini 
sumber data : http://electroniclab.com, lab. Telkom Polteknik Ujung Pandang